Jumat, 30 Agustus 2013

SENI DAUR ULANG SAMPAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Sampah merupakan suatu permasalahan sosial yang sangat pelik, masyarakat seolah tidak peduli terhadap dampak yang ditimbulkan oleh sampah terhadap lingkungan dan kesehatan. Data menunjukkan produksi sampah di kota-kota besar seperti Medan, setiap harinya mencapai 1.100 s.d 1.300 ton. Bila hal ini dibiarkan terus-menerus tanpa solusi pengelolaan sampah yang baik dan benar, dikhawatirkan sampah akan merusak kehidupan lingkunan. Namun jika sampah dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar, maka sampah dapat memberi penghasilan tambahan dan membantu prekonomian masyarakat.
Sikap hidup masyarakat yang semakin konsumtif, secara terus-menerus akan menghasilkan sampah yang berlebihan, masyarakat akan hidup ditengah-tengah tumpukan sampah. Jika sikap masyarakat yang konsumtif ini didukung oleh sikap dan kesadaran masyarakat yang kurang perduli terhadap lingkungan, hal ini akan  membawa masyarakat kepada keadaan hidup yang tidak baik. Hal ini akan berdampak terhadap siklus lingkungan, sampah pelastik akan merusak kualitas tanah, pemaikaian kertas yang berlebihan akan menggundulkan hutan, sebagai penghasil kayu yang merupakan bahan baku membuat kertas. Jika hutan sudah habis, tanah sudah rusak, dengan begitu air bersih akan sulit didapat, bila masyarakat tidak sadar akan hal ini, manusia akan berada dalam tahap hidup yang sangat sulit. Untuk mencegah atau paling tidak memperlambat proses kerusakan lingkungan yang semakin cepat, masyarakat harus diberi pemahaman akan hal tersebut. Masyarakat harus memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan sikap hidup yang ramah terhadap lingkungan, serta gaya hidup yang tidak konsumtif. Hal ini dapat dimulai dari sejak dini, yaitu masyarakat pembelajar dalam segala tingkatan pendidikan, bahkan masyarakat secara keseluruhan.
Selain masyarakat dikenalkan akan kesadaran terhadap lingkungan serta gaya hidup yang tidak konsumtif, masyarakat juga akan diberi pemahaman dalam pemanfaatan lingkunagan secara baik. Bagaimana memanfaatkan lingkungan tanpa harus merusak lingkungan itu sendiri, yaitu dengan memanfaatkan apa yang sudah ada, dengan kata lain memanfaatkan sampah untuk didaur ulang menjadi suatu produk yang baru, membuat kerajinan dan kreasi seni dari sampah. Dilandasi pemikiran diatas, sebagai guru seni budaya (seni rupa) saya ingin memulai mengembangkan konsep dan ide ini terhadap lingkungan saya. Dimulai dari lingkungan pendidikan dimana saya mengajar yaitu SMA Negeri 1 Galang, saya ingin para siswa/i memiliki pemahaman dan kesadaran terhadap lingkungannya, serta bagaimana mereka dapat memanfaatkan produksi sampah yang dihasilkan dari mereka senidiri, menjadi suatu produk yang baru. Bagaimana mereka memanfaatkan dan memiliki keterampilan untuk dapat menghasilkan produk yang baru, yang memiliki nilai kegunaan, memiliki nilai jual, dan memiliki nilai estetis. Sehingga produk yang dihasilkan dari sampah yang terdapat di lingkungan mereka sendiri, dapat memberi penghasilan bagi mereka.
Atas dasar pemikiran di atas kiranya sangat tepat, bahwa kegiatan dalam pemahaman dan penyadaran terhadap lingkungan secara baik, dengan memanfaatkan sampah untuk didaur ulang menjadi suatu produk yang baru, dan dapat memberi penghasilan. Hal ini sangat sejalan dengan pengertian kewirausahaan, di bawah ini.
·         Wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Dalam pengertian lain wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan.
·         Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya.
·         Sedangkan, louis jaques filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
Dengan demikian kegiatan ini selain memberi pemahaman dan kesadaran akan lingkungan, kegiatan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan sikap kewirausahaan bagi anak didik. Dengan menciptakan peluang baru dalam usaha dari produk yang baru, yang imajinatif, inovatif serta dapat mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya.
Sejalan dengan pemikiran di atas, adanya program CSF sebagai dukungan finansial bagi para guru, hal ini sangat membantu dalam mewujudkan ide dan konsep yang dimaksud. Kegiatan ini diharapkan tidak terhenti sampai di sini, harapannya dapat berlanjut, berkembang dan menjadikan kegiatan ini sebagai satu konsep yang layak menjadi ide bagi setiap kelompok sosial masyarakat. Dan berharap dengan terlaksananya kegiatan ini, akan membuat lingkungan tempat kita tinggal (BUMI) menjadi lebih layak untuk menjalani hidup yang lebih baik dan indah.
B.      TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Memberikan pemahaman dan kesadaran terhadap lingkungan, serta menumbuhkan sikap kewirausahaan dengan memanfaatkan sampah sebagai sumbernya.
2.      Tujuan Khusus
a.        Mengembangkan sikap cinta lingkungan bagi setiap siswa
b.        Menumbuhkan jiwa yang kreatif bagi setiap siswa
c.         Menumbuhkan sikap kewirausahaan bagi setiap siswa

C.      MANFAAT
1.      Bagi Satuan Pendidikan
a.              Terciptanya lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman
b.              Terlaksananya proses belajar-mengajar dengan efektif
2.      Bagi Pendidik
a.              Sebagai sarana dalam berbagi pengetahuan
b.              Kesempatan dalam mengembangkan sikap wirausaha
c.               Sebagai wahana berkretifitas dalam menciptakan karya-karya baru dari sampah.
3.      Bagi Peserta Didik
a.              Memiliki kesadaran terhadap lingkungan yang  bersih dan sehat
b.              Memiliki keterampilan, kreatif, inovatif dalam memanfaatkan sampah menjadi produk yang lebih bernilai.
c.               Sebagai pengalaman dalam berwirausaha

  
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A.     MATERI PEMBELAJARAN
1.      DAUR ULANG (Recycle)
Daur ulang adalah proses tuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan , dan emisi gas rumah kaca, jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.

Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
1.      Bahan bangunan
2.      Baterai
3.      Barang elektronik
4.      Logam
5.      Kaca
6.      Kertas
7.      Plastik dll.



2.      SAMPAH (Rubbish)
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya. Secara definisi konsep lingkungan, maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
§  Berdasarkan sumbernya
1.      Sampah alam
2.      Sampah manusia
3.      Sampah konsumsi
4.      Sampah Nuklir
5.      Sampah Industri
6.      Sampah Pertambangan
§  Berdasarkan sifatnya
1.      Sampah organik - dapat diurai (degradable)
2.      Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
§  Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:

3.      SENI (Art)
§  Seni
Pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
§  Pengertian Seni Rupa
Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari musik, tari, rupa, dan drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan terwujud nyata (rupa).
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
4.      WIRAUSAHA (Entrepreneur)
§  Kewirausahaan ( Entrepreneurship)
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
§  Etimologi
Secara etimologi kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan , manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
§  Proses kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti ‘’locus of control’’, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.




§  Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
·         Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.
·         Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
·         Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
·         Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
§  Faktor-faktor motivasi berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil:
·         Memiliki visi dan tujuan yang jelas.
Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
·         Inisiatif dan selalu proaktif.
Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan


·         Berorientasi pada prestasi.
Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
·         Berani mengambil risiko.
Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
·         Kerja keras.
Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
·         Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
·         Komitmen pada berbagai pihak.
Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.
§  Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
·         Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.
·         Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).
·         Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Dalam hal ini kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
·         Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
·         Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
·         Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.
·         Pengertian
B.      DISKUSI
Dalam pelaksanaannya siswa/i dibentuk dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang, dengan demikian dari 60 orang peserta maka akan ada 10 kelompok dalam proses pelaksanaan kegiatan ini. Dalam hal ini masing-masing kelompok akan melakukan kegiatan berdiskusi, untuk merumuskan konsep dalam memilih dan menentukan jenis produk yang akan dibuat. Selanjutnya siswa/i dalam bimbingan guru akan menentukan proses melakukan pendauran sampah, menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaannya.
              
C.      PENGELOLAAN SAMPAH

Pengelolaan Sampah

Proses Pemilahan

Sampah Konsumsi

Kertas

Plastik
Plastik

Kaca
Kertas

Logam

Tekstil

Melakukan Proses daur Ulang

Pengumpulan
 













Produk Baru



Gbr. Bagan Proses Pengelolaan Sampah Konsumsi

                        Dilihat dari gambar bagan di atas menunjukkan proses pengelolaan sampah, proses pengeloalaan sampah diawali dari proses pemilahan sampah. Sampah dipilah berdasarkan dengan sumbernya, sifat, dan bentuknya. Dalam hal ini sampah dipilah dari sumber konsumsi, sedangkan sifat dan bentuknya dipilah dengan menyesuaikan ide dan konsep karya yang akan dibuat. Selanjutnya Setelah sampah dipilah yang telah dikelompokkan berdasarkan sumber, sifat, dan bentuknya, sampah-sampah yang telah terkumpul akan dilakukan proses pendauran. Dan selanjutnya masuk kepada tahap pembuatan produk baru yang telah terkonsep terlebih dahulu, yang memiliki nilai guna, nilai jual serta nilai estetis.
D.     Perktik Unjuk Kerja
1)      Daur Ulang Kertas
Cara Membuat Kertas Daur Ulang
Alat dan Bahan
1)      Sampah Kertas
2)      Lem Kayu
3)      Blender
4)      Baskom/Bak Rendam
5)      Spon
6)      Meja
7)      Kain
8)      Screen (Ukuran 25x25 cm atau 35x45 cm)
9)      Papan Alat Pemberat
Cara Membuat
1)      Robek kecil-kecil kertas bekas dan rendam di dalam air selama 1 hari
2)      Blender kertas sampai menjadi bubur
3)      Tuangkan bubur kertas yang sudah diblender ke dalam baskom dan tambahkan air dan diaduk
4)      Letakkan spon di atas meja, kemudian taruh kain yang sudah dibasahi diatasnya.
5)      Saring bubur kertas yang sudah dicampur dengan menggunakan screen
6)      Letakkan diatas spons yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik, gosok screen dan angkat dengan hati-hati
7)      Tutup dengan kain yang sudah dibasahi, ulangi langkah 5 dan 6
8)      Stelah beberapa lapis, sesuai dengan ketebalan kertas yang diinginkan lalu tekan dengan menaruh papan dan pemberat diatasnya
9)      Biarkan selama ± 1 jam, agar airnya berkurang dan kering, setelah cukup kering seterika kertas.
Gbr 1. Proses Daur Ulang Kertas
Contoh Karya Seni Hasil Daur Ulang Kertas
·           Kertas untuk menggambar karya seni
·           Pembungkus buku, tempat pinsil, dan lain-lain
·           Kertas undangan, amplop, map
·           Bingkai photo
·           Kotak kado dll


2)      Membuat Kamera Lubang Jarum
Cara Membuat Kamera Lubang Jarum
Alat dan Bahan

1)      Kaleng ( bisa berbentuk silinder atau kotak persegi)
2)      Jarum ( jarum pentul atau jarum jahit)
3)      Potongan kaleng bekas minuman ringan (untuk lensa kamera)
4)      Amplas (kertas pasir)
5)      Lakban hitam
6)      Cat semprot hitam
7)      Gunting
8)      Pisau cutter
9)      Palu
10)  Kertas karto hitam
Cara Pembuatan
1)      Siapkan kaleng yang akan dibuat kamera Lubang Jarum (KLJ)
2)      Buat lubang pada dinding kaleng untuk meletakkan lensa KLJ menggunakan pisau Cutter, kemudian haluskan potongan dengan amplas
3)      Cat bagian dalam kaleng KLJ dengan warna hitam pekat, lalu keringkan.
 
4)      Siapkan potongan kaleng aluminum bekas minuman ringan ± 3x3 cm
5)      Lubangi bagian tengah aluminium dengan jarum ( sebagai lensa tempat masuknya cahaya), kemudian haluskan dengan amplas
6)      Dengan bantuan lakban hitam, tempelkan potongan aluminium di atas lubang pada dinding kaleng KLJ. (letakkan posisi kaleng aluminium yang sudah dilubangi dengan jarum, tepat berada di tengah-tengah lubang pada dinding kaleng KLJ)
7)      Buat shutter (jepretan), dengan menggunakan potongan kertas karton hitam yang menutupi lubang (lensa) KLJ
8)      Kamera Lubang Jarum (KLJ) siap digunakan
Cara Memotret Dengan Kamera Lubang Jaru
Sebelum pemotretan dilakukan, kertas negatif harus sudah terpasang di dalam KLJ. Pemasangan kertas negatif ini harus dilakukan di dalam ruang (kamar) gelap. Berikut langkah-langkah pemasangan kertas negatif :
1)      Buka tutup kamera, lalu masukkan kertas foto (posisi permukaan kertas yang mengandung emulsi menghadap ke arah lensa kamera)
2)      Tutup rapat, yakinkan tidak ada cahaya yang masuk ke dalam KLJ
3)      Cari objek foto, ketika hendak memotert kita cukup menggeser shutter (jepretan). Selama pemotretan upayakan posisi KLJ stabil, letakkan pemberat di atas KLJ atau ganjal sisi KLJ dengan batu.
4)      Setelah proses pemotretan siap dilakukan, selanjutnya bawa hasil pemotretan ke dalam ruang gelap untuk dilakukan proses cuci-cetak.


Gbr. Hasil KLJ


E.      Pemasaran Produk
Pada tahapan ini, dalam tahapan-tahapan kewirausahaan sesungguhnya seseorang telah memasuki dalam tahapan melaksanakan usaha. Dan akan dilanjutkan kepada tahapan mempertahankan dan mengembangkan usaha. Untuk kedua tahapan terakhir ini, pelaksanaannya akan dilakukan oleh tiap-tiap individu, dalam hal ini adalah siswa/i setelah mengikuti program kegiatan ini.
Sedangkan dalam tahapan ini bentuk pemasaran yang akan dilakukan adalah jenis pemasaran dalam bentuk pameran produk. Artinya, produk-produk yang telah dihasilkan dari bahan dasar sampah seperti yang telah disebutkan di atas, untuk dapat memiliki nilai jual, karya-karya tersebut harus terlebih dahulu dikenal oleh konsumen. Untuk dapat mengenalkan produk-produk tersebut kepada konsumen, pameran adalah wadah yang tepat.

F.       Pameran
Pameran pada dasarnya adalah suatu bentuk media komunikasi, yang bertujuan untuk memperkenalkan sesuatu kepada oarang lain, dengan tujuan-tujuan tertentu. Dalam hal ini pameran dilakukan dengan tujuan untuk memperkanalkan produk atau karya-karya seni rupa yang dihasilkan dari bahan sampah. Selain itu pameran ini juga bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya-karya seni dan menggugah kesadran masyarakat terhadap lingkungan.

1)      Persiapan Pameran
·           Mempersiapkan Karya
·           Mempersiapkan Ruang Pameran
·           Menata Karya
2)      Pendukung Pameran
·           Undangan
·           Katalog

Pameran ini selain bertujuan untuk memperkenalkan karya dan menggugah kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, pameran ini juga sebagai evaluasi atas pencapaian. Sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dalam kegiatan ini, baik bagi guru maupun bagi para siswa/i sendiri.



BAB III
PENUTUP

Akhirnya kegiatan ini merupakan sebuah refleksi bagi diri saya khususnya, dan pada kita semua, bagaimana kita bersikap terhadap lingkungan. Bagaimana alam dan lingkungan telah memberi kebaikannya bagi keberlangsungan hidup dan kehidupan kita.
Sampah sebagai material sisa yang tidak diinginkan, berdasarkan jenisnya ada jenis sampah yang dapat diurai dan tidak dapat diuraikan. Sampah-sampah yang tidak dapat diurang sering kali mengakibatkan masalah bagi lingkungan. Sampah berserakan, sangat mengganggu baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi keindahan, akibatnya sampah menimbulkan berbagai masalah sosial. Jika dilihat dari data yang ada terutama di kota-kota besar kita akan melihat fakta bahwa hari-kehari jumlah atau volume produksi sampah terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Terutama sampah-sampah yang dihasilkan dari jenis sampah konsumsi, hal ini diakibatkan dari perilaku mayoritas masyarakat yang semakin konsumtif.
Namun jika kita dapat memanfaatkan sampah dengan baik, sampah akan memberi kebaikannya kepada kita, sampah dapat memberi peluang-peluang usaha yang baru. Dengan sedikit kreatifitas dan komitmen yang tinggi dalam mengelola sampah akan menghasilkan inovasi-inovasi yang baru, unik dan bernilai jual yang tentunya akan menambah penghasilan tambahan.
Dalam kegiatan ini, pada tahap awal sebagian siswa/i mengalami kesulitan, itu karena disebabkan sebagian siswa baru mengetahui bahwa berkarya seni dan dapat memberi penghasilan, ternyata dapat dilakukan dari sampah yang pada kenyataannya mereka abaikan selama ini. Dan selain itu kesulitan yang mereka hadapi bahwa kegiatan ini sangat berhubungan dengan masalah kretivitas dan jiwa seni. Namun dengan bimbingan dan arahan yang diberikan sejalan dengan terlaksananya kegiatan ini, para siswa mulai merasakan ketertarikan dan manfaat yang positif.
Dari uraian singkat dan rincian anggaran yang dibutuhkan dalam proposal yang disampaikan beberapa waktu yang lalu, dalam laporan ini ada beberapa perubahan terkait dalam pelaksanaanya. Namun hasil kegiatan tidak lepas dari tujuan akhir, metode serta hasil yang diharapkan, baik bagi siswa maupun bagi guru. Adapun perubahan yang dimaksud dalam pelaksanaannya adalah, terkait dengan membuat tempat sampah yang terdiri dari tempat sampah kertas, kaleng/pelastik, dan organik. Hal ini dikarenakan adanya penghibaan dari suatu instansi kepada pihak sekolah terkait hal di atas. Dengan demikian hal tersebut berhubungan dengan penganggaran biaya, namun biaya yang ada, akan dialokasikan kepada kegiatan lain yang terkait dengan kegiatan yang dimaksud.